Cerita Karakter Game Sengoku Basara 2 Heroes dalam cerita Jepang

Selamat Pagi,Siang,Sore,Malam dan dimana pun loe berada Selamat datang di Blog gue!

Sekarang gue bakalan Post tentang Cerita Character Game Basara dalam cerita aslinya sekalian nambah pengetahuan Sejarah gitu!

Oke langsung saja Selamat Menikmati!






NB: Sory kalo ada bahasa yang kurang dimengerti karena ini pun dapet search dari google,maklum baru belajar




Siapa Gamers yang tidak mengenal Game yang satu ini? Yap benar sekali ini adalah Game "Basara" tapi yang bakalan gue ceritain ya cerita mereka di dunia aslinya bukan di Game nya,mula-mula gue bakal ceritain soal zaman mereka hidup yaitu Zaman Sengoku. So,simak aje nih!








Zaman Sengoku (戦国時代 sengoku jidai?, zaman negara-negara berperang) (sekitar 1493 - sekitar 1573) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sekitar tahun 1493 Peristiwa Meiōnoseihen (pergolakan di dalam klan Ashikaga untuk menentukan pewaris jabatan shogun) sampai shogun ke-15 Ashikaga Yoshiaki ditaklukkan oleh Oda Nobunaga yang menandai akhir zaman Muromachi dan mengawali zaman Azuchi Momoyama. Zaman Sengoku adalah akhir dari zaman Muromachi. Ada juga pendapat yang mengatakan zaman Azuchi Momoyama atau disebut juga zaman Shokuhō (織豊時代 shokuhō jidai?, zaman Oda Nobunaga-Toyotomi Hideyoshi) sudah dimulai sejak Oda Nobunaga mulai bertugas di Kyoto sebagai pengikut Ashikaga Yoshiaki.





 1. Oda Nobunaga

Oda Nobunaga (織田 信長?) (lahir 23 Juni 1534 – meninggal 21 Juni 1582 pada umur 47 tahun) adalah seorang daimyo Jepang yang hidup dari zaman Sengoku hingga zaman Azuchi-Momoyama.
Lahir sebagai pewaris Oda Nobuhide, Nobunaga harus bersaing memperebutkan hak menjadi kepala klan dengan adik kandungnya Oda Nobuyuki. Setelah menang dalam pertempuran melawan klan Imagawa dan klan Saito, Nobunaga menjadi pengikut Ashikaga Yoshiaki dan diangkat sebagai pejabat di Kyoto. Kekuatan penentang Nobunaga seperti klan Takeda, klan Asakura, pendukung kuil Enryakuji, dan kuil Ishiyama Honganji dapat ditaklukkan berkat bantuan Ashikaga Yoshiaki. Nobunaga menjalankan kebijakan pasar bebas (rakuichi rakuza) dan melakukan survei wilayah. Nobunaga diserang pengikutnya yang bernama Akechi Mitsuhide sehingga terpaksa melakukan bunuh diri dalam Insiden Honnōji.
Nobunaga dikenal dengan kebijakan yang dianggap kontroversial seperti penolakan kekuasaan oleh klan yang sudah mapan, dan pengangkatan pengikut dari keluarga yang asal-usul keturunannya tidak jelas. Nobunaga berhasil memenangkan banyak pertempuran di zaman Sengoku berkat penggunaan senjata api model baru. Selain itu, ia ditakuti akibat tindakannya yang sering dinilai kejam, seperti perintah membakar semua penentang yang terkepung di kuil Enryakuji, sehingga Nobunaga mendapat julukan raja iblis. Nobunaga mempunyai kemampuan untuk memimpin para pengikut yang terdiri dari kalangan yang sudah sangat terpilih, tapi sering dikatakan tidak berusaha untuk mengerti sifat orang-orang yang berada di sekelilingnya. Pendapat lain mengatakan para pengikut sering tidak mendapat penjelasan dari Nobunaga tentang maksud kebijakan politik yang sedang diambil.
Nobunaga sangat mengawasi gerak-gerik para daimyo. Nobunaga sering mengirim berbagai macam barang berharga untuk Uesugi Kenshin dan Takeda Shingen yang dianggap sebagai ancaman terbesar dengan maksud untuk menjalin hubungan persahabatan.Nobunaga Oda adalah salah satu figur paling kontroversial dalam sejarah Jepang, pada awal usahanya untuk menyatukan Jepang, Oda hanyalah merupakan klan kecil dari Owari, dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam peta politik saat itu. Puluhan Daimyo besar dan kecil berkuasa secara feodalistik di Jepang; Hojo (Kanto), Uesugi (Kaga-Noto),Takeda (Shinano), Imagawa (Suruga), Asakura-Azai (Echizen), Saito (Mino), Rokuhara (Kansai), Mori (Chigoku), Ukita (Bizen), dll. Hanya seorang pemimpin dengan bakat alamiah yang mampu memiliki tekad dan mampu mewujudkannya seperti yang dicapai oleh Nobunaga. Apa pun kontroversi mengenai banyak tindakannya yang dianggap kejam, namun jika kita boleh berkaca pada prinsip "Perdamaian hanya dapat diciptakan setelah melalui peperangan". Nobunaga juga bisa dianggap sebagai peletak dasar kekuatan Toyotomi dan Tokugawa.

Silsilah Keluarga:

Adik dan kakak
  • Oda Nobuhiro (kakak tiri)
  • Oda Nobunaga
  • Oda Nobuyuki (Oda Nobukatsu)
  • Oda Nobukane
  • Oda Nobuharu
  • Oda Nobutoki
  • Oda Nobuoki
  • Oda Hidetaka
  • Oda Hidenari
  • Oda Nobuteru
  • Oda Nagamasa
  • Oda Nagatoshi
Adik perempuan
  • Oichi
Anak laki-laki
  • Oda Nobutada (putra pewaris)
  • Oda Nobuo atau Oda Nobukatsu (putra kedua, anak angkat Kitabatake Tomofusa)
  • Oda Nobutaka (putra ketiga, anak angkat Kambe Tomomori)
  • Hashiba Hidekatsu (putra ke-4, anak angkat Hashiba Hideyoshi)
  • Oda Katsunaga (putra ke-5)
  • Oda Nobuhide (putra ke-6)
  • Oda Nobutaka (putra ke-7)
  • Oda Nobuyoshi (putra ke-8)
  • Oda Nobusada (putra ke-9)
  • Oda Nobuyoshi (putra ke-10)
  • Oda Nagatsugu (putra ke-11)
  • Oda Nobumasa (putra di luar perkawinan)

Sanak keluarga

Garis keturunan Oda Nobusada
  • Oda Nobutsugu
Garis keturunan Oda Nobuyuki
  • Oda Nobusumi
  • Oda Nobukane
Garis keturunan Oda Nobuharu
  • Oda Nobuharu
  • Oda Nobunao
  • Oda Nobuuji
  • Oda Tadatatsu
Garis keturunan Oda Nobumitsu
  • Oda Nobumitsu
  • Oda Nobunari (samurai zaman Sengoku)
  • Oda Nobumasa
Garis keturunan Oda Nobuyasu
  • Oda Nobukiyo
  • Oda Nobumasu
Garis keturunan lain
  • Oda Nobukazu
Anak perempuan
  • Putri Toku (putri pertama, istri Matsudaira Nobuyasu)
  • Putri Fuyu (putri kedua, istri Gamō Ujisato
  • Oda Hideko (putri ketiga, istri Tsutsui Sadatsugu)
  • Putri Ei (putri ke-4, istri Maeda Toshinaga)
  • Hōon-in (putri ke-5, istri Niwa Nagashige)
  • Sannomaru-dono (putri ke-6, istri lain Toyotomi Hideyoshi, dan istri Nijō Akizane)
  • Ofuri (istri Mizuno Tadatane)
  • Tsuru (istri Nakagawa Hidemasa)
  • istri Marikōji Mitsufusa
  • istri Tokudaiji Sanehisa
Anak cucu
  • Oda Nobunari (atlet figure skat, keturunan ke-17 Oda Nobunaga)
  • Oda Kōichi (penulis, keturunan daimyo zaman Edo bernama Oda Takanaga).



 2. Akechi Mitsuhide


Akechi Mitsuhide (1526-1582) adalah seorang samurai zaman perang sipil Jepang/ periode Sengoku. Dia adalah anak sulung dari Akechi Mitsukuni. Awalnya mengabdi pada klan Saito dari Mino. Dia meninggalkan Mino setelah klan Saito terjerumus dalam kerusuhan internal antara Saito Dosan dan anaknya Yoshitatsu. Sejak itu dia mengembara sebagai ronin dan sempat mengabdi pada klan Asakura dari Echizen. Dia kembali ke Mino tahun 1567 dan mengabdi pada Oda Nobunaga yang telah menaklukkan daerah itu.

Mitsuhide seorang yang mempunyai banyak bakat, bukan saja seorang samurai yang handal, dia juga piawai dalam berpuisi dan upacara minum teh sehingga statusnya naik dengan cepat dibawah Nobunaga. Sebagai pendatang baru dalam jajaran staff Nobunaga, dia sudah menerima tanah sebanyak 100.000 koku di Sakamoto, provinsi Omi. Tahun 1570, Nobunaga menugasinya mengadakan survei daerah di Yamato. Tahun 1571, Nobunaga menyerang kompleks biara di Gunung Hiei untuk menumpas pemberontakan para biksu militan, Mitsuhide adalah salah satu yang mencoba membujuk Nobunaga mengurungkan niatnya, namun tidak berhasil. Dia dipindahkan ke Echizen tahun 1574 kemudian mendapat misi menaklukkan provinsi Tamba tahun 1577 yang kemudian dianugerahkan padanya setelah takluk.
Tahun 1579, Mitsuhide terlibat konflik dengan klan Hatano dalam pengepungan kastil Yakami. Mitsuhide menawarkan negosiasi damai bila Hatano Hideharu menyerah dan untuk menunjukkan itikad baiknya, dia menyerahkan ibunya sebagai sandera untuk tinggal di daerah kekuasaan Hatano. Namun belakangan Nobunaga mengkhianati kesepakatan ini dan menghukum mati Hideharu. Hal ini tentu menyulut kemarahan klan Hatano, merekapun membalas dengan membunuh ibu Mitsuhide yang tinggal di daerah mereka. Tahun berikutnya dia bersama Hosokawa Fujitaka mencaplok provinsi Tajima dan membantu Toyotomi Hideyoshi menghancurkan kastil Tottori di provinsi Inaba tahun 1581.
Juni 1582, Nobunaga memerintahkannya bergabung dengan Hideyoshi dalam ekspedisi ke barat melawan klan Mori. Namun bukannya menuju ke barat, Mitsuhide malah menuju ke Kyoto dimana Nobunaga sedang beristirahat di kuil Honno sekembalinya dari ekspedisi menaklukkan klan Takeda. Pagi hari tanggal 21 Juni, pasukan Mitsuhide sudah mengepung kuil itu dan pertempuran terjadi disana. Nobunaga yang hanya dikawal oleh beberapa pengawal pribadi dan hanya mempunyai sedikit prajurit bersamanya tidak menyangka Mitsuhide akan memberontak. Di kuil yang sudah mulai dilalap api itu Nobunaga melakukan seppuku, anaknya yang juga penerusnya, Nobutada juga tewas dalam pertempuran itu.
Setelah mendengar kabar kematian Nobunaga, Hideyoshi yang sedang berada di wilayah barat, mengadakan gencatan senjata dengan Mori dan buru-buru kembali ke daerah Oda untuk misi pembalasan. Mitsuhide gagal meraih dukungan dari para penguasa setempat, bahkan besannya, Hosokawa Fujitaka juga tidak mendukungnya. Tidak lama kemudian dia dikalahkan Hideyoshi dalam pertempuran Yamazaki. Dia lolos dari pertempuran dan bermaksud kembali ke kastilnya di Sakamoto, namun di tengah jalan dia dibunuh para bandit. Keluarganya di Sakamoto juga dihabisi oleh sepupunya sendiri, Akechi Hidemitsu sebelum pasukan Hideyoshi mencapai kastil itu. Ada desas-desus mengatakan bahwa dia tidak mati setelah kekalahannya, melainkan memulai hidup baru sebagai biksu dengan nama Tenkai.
Motif pengkhianatan Mitsuhide masih diperdebatkan. Salah satu kemungkinan adalah membalas dendam atas kematian ibunya akibat Nobunaga melanggar perjanjian damai dengan Hatano. Ada yang mengatakan karena ketidaksukaan Mitsuhide terhadap sikap Nobunaga melindungi misionaris dari barat dalam menyebarkan agamanya di Jepang. Juga mungkin karena Nobunaga yang iri dengan bakat Mitsuhide sehingga sering menghinanya di depan umum. Mitsuhide juga mendapat julukan shogun 13 hari.



 3. Odaoichi

Odaoichi atau biasa disebut Oichi (お市) (1547-1583) adalah seorang wanita bangsawan Jepang semasa perang sipil/ periode Sengoku yang terkenal akan kecantikannya. Dia adalah adik dari salah seorang pemersatu Jepang, Oda Nobunaga dan istri dari dua daimyo terkenal Azai Nagamasa dan Shibata Katsuie. Oichi menghabiskan masa mudanya di Owari, daerah kekuasaan klan Oda. Dia dinikahkan dengan Shibata Katsuie sebagai hadiah yang diberikan Nobunaga setelah Katsuie melancarkan kudeta yang gagal padanya lalu memohon pengampunan dan bersumpah melayaninya dengan setia. Namun pernikahan mereka tidak berlangsung lama, tahun 1567 dalam penaklukan Mino, Nobunaga membatalkan pernikahannya dengan Katsuie dengan alasan politis. Oichi dinikahkan dengan rival Nobunaga, Azai Nagamasa untuk mempererat persekutuan. Dalam hal ini Oichi tidak mempunyai pilihan lain selain menurut dan terpaksa diapun bercerai dengan Katsuie
Dari Nagamasa, Oichi melahirkan seorang putra, Manjumaru dan tiga orang putri Cha-cha (dikenal juga dengan Yodo Gimi atau Yodo Dono), O-Hatsu, dan O-go. Tahun 1570, suaminya mengkhianati persekutuan dengan kakaknya dengan menyerang Nobunaga bersama klan Asakura. Pertempuran sengit pun berlangsung selama tiga tahun lamanya hingga klan Asakura kalah. Setelahnya pasukan Nobunaga terus maju dan mengepung kastil Odani, pusat klan Azai tempat Oichi dan keluarganya tinggal. Nobunaga menuntut agar Oichi dikembalikan padanya. Nagamasa menyanggupi tuntutan itu, Oichi dan ketiga putrinya dipulangkan dengan selamat pada Nobunaga sementara dia sendiri dan putranya, Manjumaru melakukan seppuku di kastilnya.
Dengan demikian Oichi kini kembali menikah dengan suami sebelumnya, Shibata Katsuie sekitar tahun 1574. Tragedi dalam kehidupannya belum berakhir, menyusul kematian Nobunaga tahun 1583, suaminya terlibat konflik dengan Toyotomi Hideyoshi mengenai masalah suksesi dalam klan Oda. Pasukan Katsuie dihancurkan di Shizugatake, perbukitan di utara Omi. Sadar dirinya telah kalah, Katsuie mengurung diri dalam kastilnya di Kita-no-shō dan siap melakukan seppuku. Dia sempat meminta Oichi agar menyelamatkan diri bersama anak-anaknya, namun kali ini Oichi tidak ingin meninggalkan suaminya seperti yang pernah dilakukan terhadap Nagamasa dulu. Oichi hanya menitipkan ketiga putrinya pada Hideyoshi sementara dia sendiri menemani suaminya menyongsong maut di kastil yang mulai terbakar.
Ketiga putrinya kelak menjadi istri-istri orang terkenal dalam sejarah Jepang, Cha-cha, O-Hatsu dan O-go masing-masing menikah dengan Hideyoshi, Kyôgoku Tak
atsugu, dan Tokugawa Hidetada
Yodo Gimi menjadi selir dari Hideyoshi, sebuah ironi karena Hideyoshilah yang bertanggung jawab atas kematian kedua orang tuanya dan juga ayah tirinya. Kepadanya, Hideyoshi menganugerahkan kastil Yodo, karena itulah kemudian dia juga dikenal dengan nama Yodo Gimi atau Yodo Dono. Dia melahirkan dua putra bagi Hideyoshi, salah satunya, Toyotomi Hideyori. Belakangan dia bersama Hideyori bunuh diri setelah kekalahannya dalam pertempuran Osaka yang adalah pertempuran terakhir zaman Sengoku.
Putri kedua, O-Hatsu menikah dengan Kyôgoku Takatsugu, bangsawan yang pernah bekerja pada klan Azai. Klan Kyôgoku memihak pada Tokugawa setelah kematian Hideyoshi. O-Hatsu berperan sebagai mediator antara Tokugawa dan kakaknya Yodo Gimi. Walaupun tidak berhasil mendamaikan kedua pihak, dia berhasil menyelamatkan putri Hideyori dengan menjadikannya biarawati setelah kekalahan di Osaka.
Putri bungsu, O-go menikah dengan shogun kedua Tokugawa, Hidetada. Mereka mempunyai banyak anak termasuk shogun ketiga, Iemitsu dan Masako, istri Kaisar Go-Mizunoo. Putri Masako, Okiko kelak menjadi Permaisuri Meisho
, maka Oichi secara anumerta menjadi nenek dari shogun dan moyang dari permaisuri.



4. Nohime

Nohime mempunyai nama lain yaitu Kicho atau Lady Noh, istri dari Oda Nobunaga, seorang Daimyo di masa Sengoku. Nama sebenarnya adalah Kicho, tetapi karena dia berasal dari provinsi Mino dia sering dipanggil Nouhime. Dia dikenal karena kecantikan dan juga kepintarannya sebanding dengan Nene. 


Ayah nouhime adalah Daimyo bernama Saito Dosan dan Ibunya bernama Omi no Kata. Nouhime sangat sedikit muncul dalam sejarah dan tidak diketahui juga tanggal lahir dan juga meninggalnya. Tetapi dikatakan bahwa dia dilahirkan antara tahun 1533 – 1535. Banyak legenda mengatakan bahwa Nouhime adalah seorang mata-mata, atau juga pembunuh untuk ayahnya. Nouhime sendiri ahli dalam menggunakan senjata dan beladiri. Tidak mengherankan pada masa itu seorang istri hanya sebagai kedok dari keluarganya untuk membunuh suaminya. Ada cerita yang sangat populer bahwa Nobunaga pernah menjebak ayah Nouhime dengan memberikan berita palsu. Akhirnya ayahnya mengeksekusi kedua orang yg dianggap bersekongkol dengan Nobunaga.


















5. Nagamasa Azai

Azai Nagamasa (浅井 長政, 1545-1573) adalah seorang daimyo pada masa perang sipil Jepang/periode Sengoku. Ia adalah adik ipar dari pemersatu Jepang, Oda Nobunaga yang pada akhirnya menjadi musuh karena pengkhianatan atas persekutuan mereka. Nagamasa lahir dii Kastil Odani milik klan Azai. Ayahnya, Azai Hisamasa, adalah seorang pemimpin yang lemah sehingga menjadi taklukan klan Rokkaku di bawah pimpinan Rokkaku Yoshikata. Pada awal tahun 1559, ia dinikahkan dengan seorang gadis dari klan Rokkaku untuk memperkuat persekutuan antara kedua klan. Namun tak lama kemudian ia membatalkan pernikahan ini. Pertengahan tahun 1560, pasukan Rokkaku menyerang Omi, wilayah Azai sehingga kedua klan ini terlibat dalam perang. Dalam perang ini, Nagamasa menunjukkan kemampuannya sebagai pemimpin yang tangguh, padahal usianya pada waktu itu masih sangat muda. Tahun berikutnya ia berhasil merebut kembali kastil Futo yang sebelumnya diduduki oleh Rokkaku. Bersama ayahnya, ia berhasil mengalahkan klan Rokkaku dalam Pertempuran Norada. Setelah kemenangan ini para pengikut klan Azai menuntut agar Hisamasa mengundurkan diri dan menyerahkan jabatan kepala klan pada putranya, Nagamasa, yang dianggap lebih mampu. Hisamasa akhirnya mengalah, ia menyerahkan kedudukan kepada Nagamasa dan pensiun menghabiskan sisa hidupnya di Kastil Odani. Dengan demikian Nagamasa kini menjadi daimyo klan Azai yang ke-3. Tahun 1573, Takeda Shingen, salah satu musuh besar Nobunaga meninggal sehingga perhatian Nobunaga kini kembali terpusat pada dendam lamanya, Nagamasa. Tahun itu juga Nobunaga memulai serangan ke Omi dengan mengepung Kastil Sawayama yang dijaga oleh Isono Kazumasa. Setelah delapan bulan bertahan, Isono pun akhirnya menyerah. Nagamasa sangat murka dan menghukum mati ibu Isono yang tinggal di Kastil Odani sebagai sandera. Pasukan Oda terus maju menuju Odani setelah sebelumnya menyergap dan menghancurkan pasukan Asakura sebelum mereka berhasil mencapai Odani. Kastil Odani kini terkepung rapat, ayahnya, Hisamasa, melakukan seppuku melihat kehancuran yang sudah di depan mata. Sadar bahwa harapan sudah pupus, Nagamasa memerintahkan istrinya, Oichi, bersama ketiga putrinya kembali ke klan Oda sementara ia sendiri bersama putranya, Manjumaru melakukan seppuku di kastil itu. Menurut sebuah versi cerita, untuk melampiaskan dendamnya, Nobunaga memerintahkan tengkorak Nagamasa dan Asakura Yoshikage dijadikan cawan dan digunakan dalam sebuah jamuan di Kyoto.

Ketiga puti Nagamasa kelak menjadi istri-istri orang terkenal dalam sejarah Jepang, Cha-cha (Yodo Gimi), O-Hatsu dan O-Go masing-masing menikah dengan Hideyoshi Toyomi Kyogoku Takatsugu, dan Tokugawa Hidetada

  • Yodo Gimi menjadi selir dari Hideyoshi, seorang bawahan Nobunaga yang meneruskan perjuangannya setelah Nobunaga meninggal. Kepadanya, Hideyoshi menganugerahkan kastil Yodo, karena itulah kemudian dia juga dikenal dengan nama Yodo Gimi atau Yodo Dono. Dia melahirkan dua putra bagi Hideyoshi, salah satunya, Toyotomi Hideyori. Belakangan dia bersama Hideyori bunuh diri setelah kekalahannya dalam pertempuran Osaka yang adalah pertempuran terakhir zaman Sengoku.
  • Putri kedua, O-Hatsu menikah dengan Kyôgoku Takatsugu, bangsawan yang pernah bekerja pada klan Azai. Klan Kyôgoku memihak pada Tokugawa setelah kematian Hideyoshi. O-Hatsu berperan sebagai mediator antara Tokugawa dan kakaknya Yodo Gimi. Walaupun tidak berhasil mendamaikan kedua pihak, dia berhasil menyelamatkan putri Hideyori dengan menjadikannya biarawati setelah kekalahan di Osaka.
  • Putri bungsu, O-go menikah dengan shogun Tokugawa yang kedua, Hidetada.





6. Ranmaru Mori


Ranmaru Mori (森 兰 丸?, 1565-21 Juni 1582), lahir Mori Naritoshi (森 成 利), adalah anak dari Mori Yoshinari, dan kesekuruhan memiliki 5 saudara, dari provinsi Mino. Dia adalah anggota dari Clan Mori, keturunan Seiwa Genji.

Sejak usia dini, Ranmaru adalah prajurit untuk Oda Nobunaga. Diakui karena bakat dan kesetiaannya, ia ditempatkan ke tempat yang bertanggung jawab. Pada omi, ia diberi 500 koku, dan setelah kematian Takeda Katsuyori, ia dianugerahi 50.000 koku di Iwamura Castle. Ranmaru dan adik-adiknya tewas membela Oda Nobunaga selama Insiden di Honno-ji. Keberanian Ranmaru dan pengabdian dikenang sepanjang sejarah, dan terutama selama periode Edo karena keputusannya untuk melakukan seppuku dan ikuti Nobunaga dalam kematian.

Oda dan Mori hubungan tuan-budak dianggap telah mengikuti tradisi shudo, dan secara luas dikagumi di Jepang karena kekuatan. Dalam literatur nanshoku dari periode Edo, secara luas dipahami bahwa Oda dan Mori memiliki hubungan seksual yang umum ditemukan pada zaman itu.

Keluarga: 
  •  Ayah: Mori Yoshinari (1523-1570)
    • Saudara:
      • Mori Yoshinari (1523-1570)
      • Mori Tadamasa (1558-1584)
      • Mori Bomaru (1566-1582)
      • Mori Rikimaru (1567-1582)
























    7. Toyotomi Hideyoshi



    Toyotomi Hideyoshi (豊臣 秀吉?) (lahir 2 Februari 1536 – meninggal 18 September 1598 pada umur 62 tahun) adalah pemimpin Jepang mulai dari zaman Sengoku sampai zaman Azuchi Momoyama. Lahir di desa Nakamura sebagai anak tengah keluarga petani bernama Yaemon di provinsi Owari, Aichi-gun yang merupakan wilayah Nobunaga sewaktu menjadi tangan kanan daimyō Oda Nobunaga yang paling diandalkan. Setelah berhasil berdamai dengan klan Mōri di daerah Chūgoku, Hideyoshi menarik kembali pasukannya (peristiwa Penarikan Pasukan dari Chūgoku) ke Kyoto menemukan Oda Nobunaga sang majikan dibunuh oleh bawahannya Akechi Mitsuhide dalam Insiden Honnōji (本能寺の変 honnōji no hen?). Hideyoshi mewariskan kekuasaan Oda Nobunaga setelah berhasil menghabisi Akechi Mitsuhide dalam Pertempuran Yamazaki. Hideyoshi membangun Istana Osaka, tapi mengingat latar belakangnya sebagai orang biasa, Kaisar belum bisa memberikan gelar shogun, sehingga untuk sementara Hideyoshi diberi gelar Kampaku. Pada waktu menerima jabatan Dajō daijin ( 1586), kaisar menghadiahkan nama keluarga Toyotomi. Setelah berhasil menjadi pemimpin yang mempersatukan seluruh wilayah Jepang, Toyotomi Hideyoshi mengadakan survei wilayah yang disebut Taikōkenchi (太閤検地?) dan melarang orang di luar kalangan bushi untuk memiliki senjata katana. Di tengah invasi ke Korea yang disebut Perang Tujuh Tahun (文禄・慶長の役 Bunroku-keichō no eki?), Toyotomi Hideyoshi tutup usia setelah mewariskan kekuasaan kepada putranya Toyotomi Hideyori yang dititipkannya kepada Tokugawa Ieyasu. Perjalanan hidup Toyotomi Hideyoshi yang luar biasa dari anak petani sampai menjadi orang nomor satu di zaman Sengoku sering dijadikan bahan cerita yang dikisahkan secara turun temurun dan sering dilebih-lebihkan. Toyotomi Hideyoshi konon pernah membangun Istana Sunomata dalam waktu semalam, mempertaruhkan nyawa dalam Pertempuran Kanegasaki agar posisi Oda Nobunaga yang sedang terjepit maut bisa lolos melarikan diri, dan pernah menyerang Istana Takamatsu dengan banjiran air. Pada waktu muda, Hideyoshi yang masih bernama Kinoshita Tōkichirō bekerja sebagai pesuruh yang bekerja untuk pemilik Istana Zudaji yang bernama Matsushita Naganori (alias Matsushita Takahei) dan putranya Matsushita Yukitsuna yang juga menggunakan nama alias yang sama seperti ayahnya (Matsushita Kahei). Istana Zudaji merupakan cabang Istana Hikuma yang menurut nama tempat zaman dulu ada di kota Zudaji (sekarang menjadi kota Hamamatsu), Nagakami no goori, di provinsi Tootōmi yang merupakan wilayah kekuasaan klan Īo yang merupakan bawahan dari klan Imagawa.Setelah bekerja untuk Matsushita Yukitsuna, Hideyoshi bekerja sebagai bawahan Tokugawa Ieyasu. Pada tahun 1584, Hideyoshi menerima 1.600 koku untuk mengawasi provinsi Tamba dan provinsi Kawachi, Selanjutnya pada tahun 1584, Hideyoshi menerima 16.000 koku berikut Istana Tootōmikuno yang berdekatan dengan Istana Zudaiji. Toyotomi Hideyoshi adalah salah satu tokoh sejarah yang paling terkemuka di Jepang. Dalam waktu satu tahun setelah Nobunaga tutup usia, Hideyoshi berhasil menjadi pewaris kekuasaan Nobunga. Hideyoshi berhak menjadi pengganti Nobunaga walaupun pangkatnya pada waktu itu masih 3 sampai 4 tingkat di bawah. Alasannya, prestasi Hideyoshi di bidang politik dan militer dianggap sangat luar biasa dan tanpa tanding, mulai dari Insiden Honnōji, Penarikan Pasukan dari Chūgoku, Pertempuran Yamazaki, berkesempatan menghadiri Pertemuan Kiyosu, dan bertempur gagah berani dalam Pertempuran Shizugatake. Hideyoshi sedikit demi sedikit kehilangan keseimbangan dan anggota keluarga yang harus mendukungnya kebanyakan justru bernasib malang. Ibunya yang bernama Ōmandokoro dan adik perempuannya yang bernama Putri Asahi harus menjadi tawanan Ieyasu. Hidenaga yang merupakan adik kandung laki-laki sekaligus pembantunya yang cerdas juga harus tutup usia dalam usia muda. Hideyoshi pernah memerintahkan hukuman mati untuk Hidetsugu yang masih keponakan sendiri berikut seluruh anggota keluarga. Pada zaman Meiji hingga zaman Showa sebelum Perang Dunia II, Jepang melancarkan propaganda "memakmurkan negara dan memperkuat militer" (富国強兵政策 fukoku kyōhei seisaku?). Pemerintah Jepang antara lain mencoba menjadikan perjalanan hidup Toyotomi Hideyoshi dari kalangan bawah menjadi pejabat tinggi Kampaku Dajo Daijin sebagai panutan orang banyak. Kisah perjalanan hidup Hideyoshi kemudian ternyata banyak disukai orang. Konon ada dokumen zaman itu yang mengganti istilah Perang tahun Bunroku dan tahun Keichō (文禄・慶長の役 bunroku keichō no eki?) menjadi Penaklukan Joseon (朝鮮征伐 chōsen seibatsu?) dengan tujuan menakuti-nakuti musuh (pemimpin militer Joseon) dan menunjukkan kepada dunia bahwa Jepang adalah negara yang kuat. Di Jepang, Hideyoshi dikagumi sebagai sosok yang menyenangkan dan bersahabat, lebih mementingkan kecerdasan dibanding kekuatan fisik dan selalu riang. Hideyoshi juga disukai rakyat sehingga mempunyai nama panggilan Taikō-san (nama jabatan ditambah kata "san") yang menunjukkan Hideyoshi dekat di hati rakyat. Pada zaman itu, pemimpin yang disegani tidak pernah disebut dengan panggilan akrab karena tidak mau keselamatan terancam. Berdasarkan perjalanan hidup masing-masing tokoh, kisah-kisah yang banyak beredar umumnya menggambarkan Hideyoshi sebagai tokoh yang bersifat periang dan berpengetahuan luas, berlawanan dengan Nobunaga yang genius namun bersifat dingin dan Ieyasu yang suka berhati-hati tapi terus terang. Sampai saat ini, cerita tentang asal-usul Hideyoshi masih diselubungi tanda tanya. Ada pendapat yang mengatakan ayah Hideyoshi yang bernama Yaemon adalah bukan sekadar petani biasa. Konon ayah Hideyoshi sebenarnya tergabung dalam pasukan klan Oda sebagai prajurit Ashigaru (足軽?) (kelas paling bawah) yang pada masa damai bekerja sebagai petani. Hideyoshi sebelum menikah tidak mempunyai nama keluarga. Hideyoshi baru pertama kali memakai nama keluarga dan menamakan dirinya Kinoshita Hideyoshi sesudah kawin dengan Nene (Kōdaiin). Jika memang benar dirinya seorang petani, ayah Hideyoshi seharusnya mempunyai nama keluarga. Pada saat itu, orang yang menyebut diri sebagai petani (biasanya memiliki tanah atau industri kecil) lazimnya menggunakan nama keluarga yang diambil dari nama kampung tempat tinggal. Petani zaman itu memiliki nama keluarga untuk membedakan anggota keluarganya dengan penduduk lain yang tinggal satu kampung. Hideyoshi tidak mempunyai nama keluarga sebelum menikah, sehingga tidak tertutup kemungkinan ayah Hideyoshi bukanlah dari kelas petani, melainkan dari kelas rakyat jelata yang berada di bawah kelas petani. Ada beberapa penjelasan mengapa Hideyoshi sering dipanggil monyet. Ada coret-coretan yang bernada mengejek dibuat sewaktu Hideyoshi baru diangkat sebagai Kampaku. Konon Hideyoshi tidak jelas asal-usul keturunannya sehingga dijadikan barang tertawaan, "jangan-jangan Hideyoshi keturunan monyet." Alasan Hideyoshi dipanggil monyet mungkin bukan disebabkan tampangnya yang jelek, soalnya bukti Nobunaga memanggil Hideyoshi dengan sebutan monyet juga tidak pernah ditemukan. Hideyoshi memang pernah disebut sebagai tikus botak dalam satu pucuk surat yang ditulis Nobunaga kepada istri Hideyoshi (Nene), tapi sebutan ini hanya dipakai sekali dalam satu pucuk surat dan kabarnya bukan panggilan yang selalu digunakan oleh Nobunaga. Hideyoshi dikenal sebagai seorang yang mempunyai tangan kanan berjari enam (ibu jempol tangan kanannya ada dua). Pada masa itu, jari yang berlebih biasanya dipotong sewaktu masih kanak-kanak, tapi tetap dibiarkan Hideyoshi. Hideyoshi konon sangat dibenci di Korea karena pernah melakukan invasi ke Joseon. Kebalikannya, admiral Yi Sun-sin yang memimpin pasukan Joseon menjadi pahlawan nasional yang disanjung-sanjung di Korea.

    Silsilah Keluarga

    • Istri sah: Kōdaiin (O ne), putri kedua Kinoshita Sadatoshi
    • Istri lain: Minamidono
    • Istri lain: Minami no Tsubone, putri Yamana Toyokuni
    • Istri lain: Matsunomarudono (Kyōgoku Tatsuko), putri Kyōgoku Takayoshi
    • Istri lain: Yododono (Chacha), putri Azai Nagamasa
    • Istri lain: Kagadono (Putri Maa), putri Maeda Toshiie
    • Istri lain: Putri Kai, putri Narita Ujinaga
    • Istri lain: Sannomarudono, putri Oda Nobunaga
    • Istri lain: Sanjōdono (Tora), putri Gamō Katahide
    • Istri lain: Himejidono, putri Oda Nobukane
    • Istri lain: Hirozawa no Tsubone
    • Istri lain: Gekkeiin (Oshima atau Shimako), putri Ashikaga Yorizumi.
    • Istri lain: Anrakuin (Otane no kata), putri samurai lokal
    • Istri lain: Ofuku, putri Miuranotonokami, ibunda Ukita Hideie.
    • Adik: Toyotomi Hidenaga
    • Keponakan: Toyotomi Hidetsugu
    • Keponakan: Toyotomi Hidekatsu
    • Keponakan: Toyotomi Hideyasu
    • Putra: Toyotomi Hidekatsu
    • Putra: Toyotomi Tsurumatsu
    • Putra: Toyotomi Hideyori
    • Ipar: Asano Nagamasa
    Anak angkat
    • Hashiba Hidekatsu (putra ke-4 Oda Nobunaga).
    • Ukita Hideie (putra Ukita Naoie)
    • Toyotomi Hidekatsu (putra kakak perempuan Hideyoshi yang bernama Tomo (Nisshū) dengan Miyoshi Yoshifusa)
    • Toyotomi Hidetsugu (kakak Toyotomi Hidekatsu, putra pertama kakak perempuan Hideyoshi yang bernama Tomo (Nisshū dan Miyoshi Yoshifusa)
    • Yūki Hideyasu (putra kedua Tokugawa Ieyasu)
    • Kobayakawa Hideaki, keponakan istri sah Hideyoshi yang bernama Kōdaiin (O-ne)
    • Putri Gō, anak perempuan Maeda Toshiie, ibunya adalah Hōshunin, istri sah Toshie
    • Hachijōnomiya Toshihito shinnō (putra ke-6 kaisar Sanehito shinnō, pendiri keluarga Katsunomiya).
    7.Takenaka Shigeharu
    Takenaka Shigeharu atau yang kita ketahui Takenaka Hanbei(竹中 重治, 27 september, 1544-16 juli, 1579), yang juga dikenal sebagai Hanbei (半兵 atau 半衛), ia adalah seorang samurai jepang pada periode sengoku pada abad ke 16. ia awalnya melayani klan Saito dari Provinsi Mino, tetapi kemudian merencanakan pemberontakan dan mengambil alih kastil klan Saito di gunung Inaba. Toyotomi Hideyoshi begitu terkesan dengan taktik Shigeharu dan dia mengundang Shigeharu untuk bergabung dengan klannya sebagai ahli strategi. Shigeharu banyak membuat Kontribusi untuk Hideyoshi dalam bakatnya yang luar biasa cemerlang.
    dia meninggal karena penyakit selama Hideyoshi menyerang wilayah Klan Mori di wilayah Chugoku, jepang. Takenaka Shigekado, putra dan penerus Shigeharu, terus melayani klan Hideyoshi setelah kematian ayahnya. pada pertempuran sekigahara, ia berjuang di pihak Tokugawa Ieyasu, dan Shigekado dijamin memiliki wilayah Bodaisan. Keluarga Takenaka menjadi sebuah keluarga Hatamoto(penguasa kastil Iwate), dan akan segera pindah dari Kastil tua mereka ke kastil Iwate. Klan Takenaka juga penguasa desa Sekigahara.
    pada pertengahan abad ke 19, keturunan Takenaka Shigeharu yaitu Shigekata menjabat sebagai Komandan pasukan tokugawa di fushimi pada pertempuran Toba-Fushimi.Dikarenakan tidak terlalu terkenal dalam jaman Sengoku hanya seperti ini biograpinya.







    8. Date Masamune

    Ini dia karakter yang gue tunggu dan yang paling gue idamkan yaitu Date Masamune. Date Masamune (伊達 政宗?) (lahir 5 September 1567 – meninggal 27 Juni 1636 pada umur 68 tahun) adalah samurai Jepang dari periode Azuchi-Momoyama dan awal periode Edo. Ia mendirikan kota Sendai. Masamune merupakan ahli taktik yang baik.
    Date Masamune merupakan anak tertua dari Date Terumune, lahir di Kastil Yonezawa (di Prefektur Yamagata modern). Pada usia 14 pada 1581 Masamune memimpin kampanye pertama, membantu ayahnya melawan keluarga Soma. Pada 1584, pada usia 18, Masamune menggantikan ayahnya, Terumune, yang memilih untuk pensiun dari jabatannya sebagai daimyo. Keluarga Date didirikan pada awal periode Kamakura oleh Isa Tomomune, yang awalnya berasal dari distrik Isa di Provinsi Hitachi (sekarang Prefektur Ibaraki). Keluarga mengambil nama dari distrik Date (sekarang Prefektur Fukushima) dari Provinsi Mutsu, yang telah diberikan kepada Isa Tomomune oleh Minamoto no Yoritomo, shogun pertama Kamakura, untuk bantuan dalam Perang Genpei (1180-1185) dan di Minamoto no Yoritomo perjuangan untuk kekuasaan dengan saudaranya, Minamoto no Yoshitsune. Pasukan Date Masamune dikenali dengan baju besi hitam dan tutup kepala emas.
    Masamune dikenal untuk beberapa hal yang membuatnya menonjol dari daimyo lainnya. Secara khusus, helm bantalan bulan sabit terkenal membuatnya memiliki reputasi yang menakutkan. Sebagai seorang anak, cacar merampas pandangan di mata kanannya, meskipun tidak jelas persis bagaimana ia kehilangan organ seluruhnya. Pada tahun 1974, sebuah tim penelitian Jepang pulih tubuhnya dari kuburan nya Zuihoden, yang dihancurkan oleh Tentara AS pada tahun 1945. Menurut laporan penelitian, mata kanannya mempertahankan beberapa organ. Ada juga gambar kayu Masamune di Zuiganji-kuil, Matsushima, dibuat pada tahun 1652 pada instruksi istrinya Megohime nya. Patung ini memiliki mata kanan, meskipun lebih kecil dari satu kirinya. Beberapa sumber mengatakan ia mencungkil matanya sendiri ketika seorang anggota senior dari klan menunjukkan bahwa musuh bisa mengambilnya dalam perkelahian. Yang lain mengatakan bahwa pengikutnya yang terpercaya Katakura Kojūrō mencungkil mata baginya. Beberapa penulis merujuk untuk episode ini sebagai titik balik bagi Masamune, seperti Masashi Hosaka dalamGaryu-tidak-sepuluh, ISBN 978-4-396-63290-8. Karena matanya hilang, ibunya sendiri dikutuk dia sebagai tidak layak untuk mengambil alih sebagai pemimpin klan dan mulai mendukung adiknya sebagai pewaris Keinosuke Nagaoka,'Date Masamune. Klan Date telah membangun aliansi dengan klan tetangga melalui pernikahan dari generasi ke generasi. Namun, ada banyak perselisihan atas tanah selama abad 15 dan 16. Tak lama setelah suksesi Masamune, seorang punggawa Date bernama Ouchi Sadatsuna membelot ke klan Ashina dari Aizu wilayah. Masamune menyatakan perang pada Ashina untuk pengkhianatan ini, namun pasukannya dihentikan oleh Ashina umum Iwashiro Morikuni, yang memaksa Masamune untuk pensiun dari kampanye. Masamune mengambil alih Obama Puri setelah ini. Dengan meningkatnya Masamune, hubungan sebelumnya damai dilemparkan samping sambil mulai menyerang dan menaklukkan semua tanah di sekitarnya, bahkan mereka kerabatnya di Provinsi Mutsu dan Dewa. Terkejut dengan kekejaman, sebuah keluarga tetangga, Hatakeyama, putus asa meminta Date Terumune untuk mengendalikan kampanye militer putranya. Diundang makan malam oleh Hatakeyama, Terumune mengatakan bahwa ia mampu mengendalikan anaknya. Dalam keterlaluan-tindakan putus asa, keluarga diculik Terumune dan berusaha untuk membawanya kembali bersama mereka. Masamune, yang sedang berburu, menerima kabar dari penculikan itu. Ketika ia dan orang-orangnya tertutup dalam pada penculik saat mereka hendak menyeberang sungai, Terumune memerintahkan orang anaknya untuk membunuh semua musuh, bahkan pada biaya hidupnya sendiri. Laki-laki yang tidak Masamune yang diperintahkan dan membunuh semua orang, termasuk Terumune. Date Masamune melanjutkan perang dan disiksa dan dibunuh keluarga penculik ayahnya.

    Setelah mengalahkan Ashina tahun 1589, ia membuat domain Aizu pangkalan operasi.
    Pada tahun 1590, Toyotomi Hideyoshi disita Odawara Puri dan memaksa wilayah Tohoku daimyos untuk berpartisipasi dalam kampanye. Meskipun Masamune menolak tuntutan Hideyoshi pada awalnya, ia tidak punya pilihan nyata dalam hal sejak Hideyoshi penguasa virtual Jepang. Masamune masih tertunda, Hideyoshi menyebalkan. Mengharapkan akan dieksekusi, Masamune, mengenakan pakaian terbaik dan menunjukkan rasa takut, menghadapi tuan nya marah. Tidak ingin masalah lebih lanjut, Hideyoshi terhindar hidupnya, mengatakan bahwa "Dia bisa menggunakan beberapa".
    Setelah melayani Hideyoshi untuk sementara waktu, ia diberi Iwatesawa istana dan tanah di sekitarnya sebagai domain rumahnya. Masamune pindah ke sana pada 1591, dibangun kembali kastil, menamainya Iwadeyama, dan mendorong pertumbuhan kota pada dasarnya. Masamune tinggal di Iwadeyama selama 13 tahun dan berubah daerah menjadi pusat politik dan ekonomi utama. Dia dan anak buahnya disajikan dengan perbedaan dalam invasi Korea di bawah Hideyoshi, dan setelah kematian Hideyoshi, ia mulai mendukung Tokugawa Ieyasu - tampaknya pada nasihat Katakura Kojūrō.
    Tokugawa Ieyasu diberikan Masamune ketuhanan dari besar dan menguntungkan Sendai Domain, yang membuat Masamune salah satu daimyo Jepang yang paling kuat. Tokugawa telah berjanji Masamune satu juta koku domain, tetapi, bahkan setelah perbaikan substansial dibuat, tanah hanya diproduksi 640.000 koku, yang sebagian besar digunakan untuk memberi makan wilayah Edo. Pada 1604, Masamune, disertai 52.000 pengikut dan keluarga mereka, pindah ke apa yang kemudian desa nelayan kecil Sendai. Dia meninggalkan anak keempat, Tanggal Muneyasu, untuk memerintah Iwadeyama. Masamune akan berubah Sendai menjadi kota besar dan makmur.
    Meskipun Masamune adalah pelindung seni dan bersimpati dengan penyebab asing, dia juga seorang daimyo agresif dan ambisius. Ketika pertama kali mengambil alih klan Tanggal, ia menderita beberapa kekalahan besar dari klan yang kuat dan berpengaruh seperti Ashina. Ini kekalahan yang disebabkan oleh kecerobohan bisa dibilang pada bagian Masamune itu. Menjadi kekuatan utama di Jepang utara, Masamune tentu dipandang dengan curiga, karena setiap saingan potensial akan dilihat. Toyotomi Hideyoshi mengurangi ukuran kepemilikan tanah setelah keterlambatan dalam datang ke [Pengepungan [dari Odawara (1590) | Pengepungan Odawara]] terhadap Hojo Ujimasa. Belakangan dalam hidupnya, Tokugawa Ieyasu meningkatkan ukuran tanah lagi, tapi selalu curiga terhadap Masamune dan kebijakan. Dia sangat mencurigai misionaris asing, yang ia dianggap sebagai ancaman terhadap kekuasaannya. Meskipun Tokugawa Ieyasu dan sekutu Tanggal lainnya selalu curiga padanya, Date Masamune untuk sebagian besar melayani Tokugawa dan Toyotomi setia. Dia mengambil bagian dalam kampanye Hideyoshi di Korea, dan di [Pengepungan [Osaka | Osaka kampanye]]. Ketika Tokugawa Ieyasu adalah di ranjang kematiannya, Masamune mengunjunginya dan membacakan sepotong Zen puisi. Masamune sangat dihormati karena-Nya etika; masih dikutip pepatah ini,"kejujuran dilakukan secara berlebihan mengeras menjadi kaku;. Kebajikan memanjakan melampaui ukuran tenggelam dalam kelemahan"

    Silsilah Keluarga:

    • Ayah
      • Date Terumune
    • Ibu
      • Yoshihime, anak Perempuan dari Mogami Yoshimori seorang Daimyo Provinsi Dewa
    • Istri
      • Megohime, anak perempuan dari Tamura Kiyoaki
    • Anak Kandung
      • Date Hidemune (1591–1658)
      • Date Tadamune (1599–1658)
      • Date Munekatsu (1621–1679)
      • Date Munekiyo (1600–1634)
      • Date Munetsuna (1603–1618)
      • Date Munetaka (1607–1626)
      • Date Munesane (1613–1665)
      • Irohahime (1594–1661)
    • Sepupu
      • Date Shigezane (1568–1646)




    9. Katakura Kojuro

    Ini dia pendamping atau bisa dikatakan teman seperjuangan karakter kesukaan gue nih yaitu Katakura Kojuro. Katakura Kojūrō (片 仓 小 十郎?) Adalah nama umum dari kepala Jepang Klan Katakura, yang menjabat sebagai pengikut senior klan Date. Setelah klan Date pindah ke Sendai han, mereka diberikan kepemilikan di Kastil Shiroishi (12.000 koku total [1]), yang mereka miliki melalui awal Era Meiji. Sebuah kronologis daftar disusun dari generasi Edo era Katakura Kojūrō (terdaftar dengan nama resmi mereka) berikut

    Kepala Keluarga Katakura era/jaman Edo: 

    1. Kagetsuna (1557–1615) 
    2. Shigenaga (1585–1659) 
    3. Kagenaga (1630–1681) 
    4. Muranaga (1667–1691) 
    5. Murayasu (1683-?) 
    6. Muranobu 
    7. Murasada (1676–1744) 
    8. Murakiyo 
    9. Muratsune (1757–1822) 
    10. Kagesada 
    11. Munekage 
    12.Kuninori (1818–1886) 
    13. Kagenori (1838–1902) 
    14. Kagemitsu

    Kepala Keluarga Katakura pada tahun 1868: 

    1. Kenkichi 
    2. Nobumitsu 
    3. Shigenobu
    Kagetsuna, pertama Katakura Kojūrō, bisa dibilang yang paling terkenal, setelah disajikan bersama Date Masamune. Klan datang untuk kepentingan dalam Perang Boshin, ketika Kastil Shiroishi digunakan sebagai markas Ouetsu Reppan Domei. Setelah perang,  Kojūrō ke-12, Katakura Kuninori, menjual kastil dan pindah ke Hokkaido. Kastil ini kemudian diberikan kepada klan Nanbu Morioka, sebelum sistem domain akhirnya berakhir pada awal 1870-an. Kepala saat keluarga, Shigenobu (yang akan menjadi Kojūrō ke-17 ), adalah imam kepala Aoba Shrine, di Sendai.




      

    10. Sanada Yukimura
     Sanada Yukimura (真田 幸村?) (1567 - 3 Juni 1615) adalah samurai Jepang, anak kedua dari daimyo Sanada Masayuki pada masa perang saudara/periode Sengoku yang mengabdi pada klan Takeda. Nama lainnya adalah Sanada Nobushige (真田 信繁?) mengikuti nama adik Takeda Shingen, Takeda Nobushige yang adalah seorang prajurit yang berani dan terhormat. Tahun 1582, aliansi Oda Nobunaga dan Tokugawa Ieyasu menghancurkan klan Takeda sehingga klan Sanada pun menyerah pada Oda Nobunaga. Namun setelah Nobunaga terbunuh dalam Insiden Honouji, klan Sanada menjadi independen tanpa tuan. Mereka berturut-turut mengabdi pada klan-klan kuat pada masa itu seperti Uesugi, Hojo, dan Tokugawa. Tahun 1585, Yukimura dikirim sebagai sandera untuk klan Uesugi oleh ayahnya, dia tinggal di sana, di bawah pengawasan Suda Chikamitsu. Setelah kembali, dia menikahi salah seorang anak perempuan Otani Yoshitsugu.
    Tahun 1600, Pertempuran Sekigahara meletus antara pasukan barat yang dipimpin Ishida Mitsunari, wali klan Toyotomi dan pasukan timur yang dipimpin Tokugawa Ieyasu. Dalam pertempuran ini Yukimura dan ayahnya, Masayuki berpihak pada pasukan barat, namun kakaknya, Sanada Nobuyuki berpihak pada Tokugawa. Yukimura meraih popularitasnya dalam pertahanan Kastil Ueda dimana dia menahan 40.000 tentara yang dipimpin Tokugawa Hidetada hanya dengan 2000 orang. Tokugawa Ieyasu hampir menghukum mati seluruh klan Sanada karena perlawanan mereka yang keras itu, namun karena memandang Nobuyuki yang berpihak padanya, dia hanya mengasingkan Yukimura dan Masayuki ke Kudoyama, provinsi Kii. Disana, Masayuki meninggal, desas-desus mengatakan dia dibunuh atas perintah Tokugawa Ieyasu. Duabelas tahun kemudian, hubungan antara klan Tokugawa dan Toyotomi mulai memanas kembali, Ieyasu merasa Toyotomi Hideyori yang telah menginjak usia dewasa menjadi ancaman baginya. Klan Toyotomi sendiri juga mulai menghimpun kekuatan kembali untuk membalas kekalahan di Sekigahara, mereka merekrut para ronin/ samurai tak bertuan untuk menghadapi Tokugawa. Tahun 1614, Yukimura meloloskan diri dari Kii dan mengabdikan diri pada Toyotomi. Musim dingin tahun itu, Kastil Osaka kediaman Toyotomi dikepung. Yukimura memperkuat pertahanan di sebelah selatan kastil yang lemah, dari sini dia bertempur dengan pasukan Tokugawa dengan menggunakan senjata api. Pasukannya yang berjumlah 7000 orang bertahan dengan gigih menahan 10.000 pasukan Tokugawa selama sebulan. Menghadapi situasi ini, Tokugawa menawarkan negosiasi damai. Hideyori menerima negosiasi ini sehingga memberi kesempatan bagi Tokugawa untuk menghimpun kekuatan untuk mengadakan penyerangan lagi tahun berikutnya. Mei 1615, dalam Pertempuran Musim Panas Osaka, Yukimura tidak lagi bertempur secara defensif, kali ini dia melancarkan penyerbuan berskala besar langsung ke posisi penting pasukan musuh. Serbuannya begitu dahsyat sehingga beberapa kali berhasil menerobos kemah utama Tokugawa. Bahkan konon kabarnya Tokugawa sendiri hampir melakukan bunuh diri karenanya, namun cerita ini sepertinya hanya dramatisasi saja. Yukimura menerobos kemah utama sebanyak tiga kali dan hampir mendekati Tokugawa dalam jarak beberapa meter saja. Dalam kepungan pasukan Tokugawa dia bertempur dengan gagah berani. Namun dia harus tumbang karena jumlah pasukan musuh yang demikian banyaknya, tubuhnya sudah lelah dan penuh luka. Dalam kondisi demikian, dia membuka helmnya dan berseru “Aku Sanada Yukimura, seorang musuh yang sepadan dengan kalian, namun aku sudah terlalu lelah untuk bertempur !”. Seorang samurai Tokugawa, Nishio Nizaemon menerjang ke arahnya dan mengakhiri hidupnya. Yukimura adalah seorang jago pedang, ahli strategi dan jendral berbakat yang disegani kawan maupun lawan. Tokugawa sendiri mengaguminya dan memendam rasa takut padanya hingga ajalnya. Kematiannya yang heroik membuatnya dianggap sebagai prajurit terhebat dan tokoh paling populer dalam periode Sengoku. Dia seringkali dijuluki pahlawan yang muncul setiap seratus tahun sekali. Legenda mengatakan dia juga anggota salah satu perkumpulan ninja dan mempunyai sepuluh bawahan yang dikenal sebagai Sepuluh Pendekar Sanada yang adalah kaum ninja, mereka adalah :
    • Sarutobi Sasuke

    • Kirigakure Saizo

    • Miyoshi Sekai

    • Miyoshi Isa

    • Anayama Kosuke

    • Unno Rokuro

    • Kakei Juzo

    • Nezu Jinpachi

    • Mochizuki Rokuro

    • Yuri Kamanosuke
    11. Takena Shingen
    Takeda Shingen (武田 信玄?)(1 Desember 1521 atau 3 November tahun pertama era Daiei – 13 Mei 1573 atau 12 April tahun ke-14 era Genki) atau dikenal sebagai Takeda Harunobu adalah daimyo zaman Sengoku dari provinsi Kai.
    Takeda Shingen dilahirkan sebagai putra sah pewaris klan Takeda yang secara turun temurun menjabat shugo di Kai. Setelah berhasil menaklukkan provinsi tetangga Shinano, Takeda Shingen bertarung melawan musuh besarnya Uesugi Kenshin dalam Pertempuran Kawanakajima. Takeda Shingen terus memperluas wilayah kekuasaan hingga mencakup provinsi Kai, Shinano, Suruga, Kōzuke, Tōtōmi, berikut sebagian wilayah Mikawa dan Mino. Takeda Shingen dikabarkan meninggal karena sakit di tengah perjalanan untuk menaklukkan Kyoto.
    Shingen merupakan nama kaimyō sedangkan Harunobu merupakan nama kehormatan (imina). Nama resmi yang diberikan kaisar adalah Minamoto no Harunobu.
    Dalam pertempuran, Takeda Shingen yang dijuluki "Harimau dari Kai" mengibarkan bendera perang yang disebut Fūrinkazan (風林火山?, angin, rimba, api, gunung). Pasukan berkuda yang dipimpin Takeda Shingen merupakan pasukan kavaleri terkuat di zaman Sengoku. Pada zaman Taishō, Shingen secara anumerta menerima jabatan Jusan-i yang berkedudukan tiga tingkat di bawah jabatan perdana menteri. Takeda Shingen lahir pada tanggal 3 November 1521 sebagai putra pewaris Takeda Nobutora di provinsi Kai. Tarō atau Katsuchiyō adalah nama panggilannya sewaktu kecil. Ayah Shingen (Takeda Nobutora) adalah daimyō zaman Sengoku yang mempersatukan provinsi Kai sekaligus pendiri klan Takeda. Nobutora adalah pemimpin generasi ke-18 klan Kai Genji atau klan Takeda yang turun temurun menjabat shugo di provinsi Kai sejak zaman Kamakura. Pada saat kelahiran Shingen, provinsi Kai sedang diserang oleh 15.000 prajurit dari pasukan Imagawa yang dipimpin oleh Fukushima Masanori atas perintah Imagawa Ujichika. Semangat tempur pasukan Takeda menjadi berkobar-kobar begitu mengetahui berita kelahiran si kecil Shingen, sehingga pasukan Imagawa yang berjumlah berkali-kali lipat bisa dikalahkan. Klan Takeda berdamai dengan klan Imagawa segera setelah Imagawa Yoshimoto diangkat sebagai kepala keluarga (katoku) menggantikan Imagawa Ujiteru yang wafat tahun 1536. Takeda Shingen yang waktu itu masih dipanggil Tarō menikah dengan putri dari keluarga Sanjō berkat pertolongan Imagawa Yoshimoto.
    Pada tahun yang sama (1536), Ashikaga Yoshiaki yang merupakan shogun ke-12 Keshogunan Muromachi memberi nama kehormatan (imina) "Harunobu" untuk si kecil Tarō pada upacara genbuku (peresmian sebagai orang dewasa). Karier Takeda Harunobu dimulai dari penyerbuan Istana Uminokuchi yang dikuasai oleh Hiraga Genshin. Setelah kelahiran adiknya yang bernama Takeda Nobushige pada tahun 1525, Harunobu mulai dijauhkan karena kasih sayang sang ayah telah beralih kepada adiknya.Pada tahun 1541, Harunobu memaksa ayahnya (Takeda Nobutora) untuk mengundurkan diri atas saran penasehat senior Itagaki Nobukata dan Amari Torayasu. Takeda Harunobu diangkat menjadi pemimpin ke-19 klan Takeda setelah mengasingkan Nobutora ke Provinsi Suruga (wilayah kekuasaan Imagawa). Alasan Takeda Harunobu mengusir ayahnya masih merupakan kontroversi sampai sekarang ini. Dalam buku sejarah ditulis "kelakuan buruk" sebagai alasan pengusiran Takeda Nobutora yang kabarnya terus melakukan invasi ke provinsi tetangga. Nobutora disukai para samurai lokal (kokujin) sebagai pemimpin, tetapi para penasehat tidak menyenanginya dan memimpin pemberontakan. Dalam buku sejarah juga ditulis bahwa rakyat Kai menyambut gembira pengusiran Nobutora.
    Pada tahun 1560, Oda Nobunaga dan pasukannya berhasil membunuh Imagawa Yoshimoto yang merupakan sekutu klan Takeda. Klan Imagawa mulai kelihatan melemah dengan terbunuhnya Imagawa Yoshimoto sehingga Shingen memutuskan untuk membatalkan persekutuan dengan klan Imagawa dan menyerang masuk ke provinsi Suruga. Putra pewaris Shingen yang bernama Takeda Yoshinobu menentang rencana ini dan memimpin pemberontakan melawan kekuasaan ayahnya. Pada tahun 1565, pembantu terdekat Takeda Yoshinobu yang bernama Obu Toramasa dipaksa melakukan seppuku, sedangkan Takeda Yoshinobu dicabut haknya sebagai pewaris kekuasaan klan Takeda dan dipaksa melakukan bunuh diri.
    Penyerangan ke provinsi Suruga yang dinanti-nanti Takeda Shingen akhirnya bisa dimulai pada tahun 1568. Pasukan Takeda Shingen bisa memasuki wilayah Sunpu setelah berhasil mengalahkan pasukan Ogi Kiyotaka di gunung Matsuno dan pasukan Imagawa Ujizane di gunung Satta.
    Pasukan Takeda kemudian harus berhadapan dengan pasukan gabungan Hōjō Ujiyasu dan Hōjō Ujimasa yang datang membantu pasukan klan Imagawa. Pada waktu itu klan Hōjō bersekutu dengan Uesugi Kenshin, sehingga Shingen menarik pasukannya kembali ke Kai. Pada bulan Oktober 1569, pasukan Takeda kembali menyerang klan Hōjō. Markas klan Hōjō di Istana Odawara kali ini berhasil dikepung oleh pasukan Takeda. Shingen kembali harus memerintahkan pasukannya untuk mundur dari Istana Odawara. Pasukan Hōjō yang dipimpin oleh Hōjō Ujiteru dan Hōjō Ujikuni segera melakukan pengejaran terhadap pasukan Takeda, tapi pihak yang mengejar justru dikalahkan dalam Pertempuran Mimasetōge. Dengan berhasil ditaklukkannya pasukan Hōjō, Takeda Shingen berhasil menganeksasi provinsi Suruga pada tahun 1570.
    Pada waktu itu wilayah kekuasaan klan Takeda sudah mencakup provinsi Kai, Shinano, Suruga, Kōzuke, Tōtōmi, Mikawa dan sebagian Mino. Penaklukan wilayah kekuasaan klan Tokugawa merupakan langkah berikut Takeda Shingen. Pada tahun 1571 setelah Hōjō Ujiyasu meninggal karena sakit, putranya yang bernama Hōjō Ujimasa membatalkan persekutuan dengan Uesugi Kenshin dan kembali menjalin persekutuan dengan Takeda Shingen. Ujimasa konon menjalankan kata terakhir dari ayahnya Hōjō Ujiyasu agar memutuskan hubungan dengan Kenshin dan bersekutu dengan Shingen.
    Pada bulan Oktober 1572, Shingen melakukan penyerangan atas provinsi Tōtōmi dan merebut secara berturut-turut istana milik Tokugawa seperti Istana Futamata sebagai jawaban atas undangan dari shogun Ashikaga Yoshiaki. Shingen sudah lama menanti-nanti kesempatan bertugas di Kyoto. Pada bulan Desember 1572, pasukan gabungan Oda Nobunaga dan Tokugawa Ieyasu berhasil ditaklukkan oleh Pasukan Takeda dalam Pertempuran Mikatagahara. Pada saat itu, Asakura Yoshikage sedang menggelar pasukan sejumlah 15.000 prajurit di bagian utara provinsi Ōmi untuk membantu Azai Nagamasa yang diserang pasukan Oda Nobunaga. Ketika Shingen sedang merayakan kemenangan atas pasukan Nobunaga-Ieyasu, pasukan Asakura Yoshikage yang sedang mempertahankan wilayah kekuasaan Azai secara tiba-tiba ditarik pulang ke markasnya di Echizen. Takeda Shingen menjadi sangat marah mendengar berita penarikan mundur pasukan Ashikage. Takeda Shingen berada di bawah Oda Nobunaga dalam soal kokudaka yang menentukan jumlah prajurit yang dapat direkrut. Gerak pasukan Takeda bisa terhambat tanpa adanya pasukan Yoshikage yang memecah kekuatan pasukan Tokugawa Ieyasu dan Oda Nobunaga. Shingen lalu menulis surat yang meminta agar Yoshikage menggelar kembali pasukan yang ternyata tidak ditanggapi. Surat ini kemudian dikenal sebagai Dokumen Inō. Yoshikage Asakura Yoshikage bersikeras untuk mempertahankan pasukan di Echizen walaupun sudah dibujuk oleh para daimyo yang tergabung pada koalisi anti Nobunaga agar Yoshikage mau bekerjasama dengan Shingen.
    Langkah berikut Takeda Shingen adalah penaklukan provinsi Mikawa. Pada bulan Februari 1573, Shingen berhasil merebut Istana Noda dalam pertempuran yang kemudian dikenal sebagai Pertempuran Istana Noda. Keadaan kesehatan Takeda Shingen makin menurun setelah Pertempuran Istana Noda berakhir. Pengobatan Shingen ternyata tidak berhasil sehingga pasukan harus ditarik mundur pada pertengahan bulan Maret. Pada tanggal 12 April 1573, sewaktu memimpin pasukan dalam perjalanan pulang ke Kai, Takeda Shingen wafat pada usia 53 tahun di Komanba, provinsi Shinano. Takeda Shingen meninggalkan buku jurnal dan strategi militer berjudul "Kōyō gunkan" yang di dalamnya tertulis pesan terakhir yang berbunyi "Ashita wa seta ni hata o tateyo" (「明日は瀬田に旗を立てよ」 "Besok kita naikkan bendera di Seta"?). Seta adalah tempat di bagian selatan danau Biwa yang menurut pandangan orang pada zaman itu merupakan pintu gerbang ke Heian kyō. Menurut catatan lain, Takeda Shingen dalam pesan terakhirnya meminta para pengikutnya untuk merahasiakan kematian dirinya selama 3 tahun. Puisi kematian yang ditulis Shingen berbunyi Taiteiwa, chi ni makasete, kikotsu eshi, kōfun o nurazu, mizukara fūryū (「大ていは 地に任せて 肌骨好し 紅粉を塗らず 自ら風流」 Seperti biasa, serahkan pada tanah, baik untuk kulit dan daging, tanpa perlu berlumur merah dan putih, sendiri bersama hembusan angin?). Lokasi makam Takeda Shingen di kuil Erinji (sekarang terletak di kota Kōshū, Prefektur Yamanashi).
    Patung perunggu Takeda Shingen di depan stasiun Kōfu didasarkan pada lukisan potret Takeda Shingen yang kebenarannya diragukan oleh para sejarawan. Kemungkinan besar lukisan potret Takeda Shingen yang banyak dikenal orang sebenarnya adalah lukisan potret orang lain dari zaman yang lebih modern.

    Peran sumber daya manusia
    Takeda Shingen terkenal dengan ucapannya yang berbunyi "Hito wa shiro, hito wa ishigaki, hito wa hori. Nasake wa mikata, ada wa teki nari" (人は城、人は石垣、人は堀。情けは味方、仇は敵なり Istana atau tembok batu yang dibangun sekuat apapun tidak ada artinya jika orang yang berada di belakangnya tidak berusaha sepenuh hati. Kasih sayang adalah tali pengikat antara manusia, hasilnya negara menjadi makmur atau musuh yang bertambah banyak yang akibatnya negara hancur?). Sesuai dengan ucapannya yang terkenal, Takeda Shingen selama hidupnya tidak pernah membangun istana barang satu pun juga. Rumah kediaman Shingen disebut Tsutsujigasaki yang merupakan warisan dari ayahnya. Konon rumah kediaman ini dikelilingi sebuah parit sehingga bisa disebut sebagai istana.

    Pengagum Sun Tzu
    Bendera perang Takeda Shingen bertuliskan Fūrinkazan yang mengutip buku seni berperang oleh Sun Tzu yang berbunyi "Dalam bergerak hendaknya cepat laksana angin, diam laksana rimba, menyerang dengan ganas laksana api, dalam bertahan hendaknya tidak tergoyahkan laksana gunung." Bendera perang Fūrinkazan yang dikibarkan oleh Takeda Shingen kabarnya ditulis sendiri pendeta kuil Erinji yang bernama Kaisen Jōki.

    Takeda Shingen pernah menulis surat bernada penyesalan kepada kekasih lelakinya yang bernama Kasuga Gensuke (nantinya dikenal sebagai Kōsaka Masanobu).

    Di rumah kediaman Takeda Shingen yang bernama Tsutsujigasaki diciptakan toilet dengan air penggelontor yang pertama di Jepang. Air yang mengalir di belakang rumah digunakan sebagai air penggelontor kotoran. Toilet ini bisa digunakan sebagai tempat membaca selain buang air.
    Takeda Shingen merupakan generasi ke-19 klan Takeda yang juga dikenal sebagai klan Kai Genji penguasa (shugo) provinsi Kai secara turun temurun. Klan Takeda berasal dari garis keturunan Minamoto no Yoshimitsu yang merupakan keturunan dari klan Kawachi Genji yang merupakan percabangan dari klan Seiwa Genji.
    Klan Takeda merupakan klan samurai ulung dari generasi ke generasi. Pada masa peperangan antara klan Minamoto dan klan Taira, Takeda Nobushige bersama-sama Minamoto no Yoritomo dan Minamoto no Yoshinaka menerima perintah untuk menghancurkan Taira no Kiyomori. Istri Shingen yang bernama Sanjō no kata (Sanjō fujin) adalah putri dari Sanjō Kimiyori yang menjabat sadaijin yang satu tingkat di bawah jabatan perdana menteri. Takeda Shingen konon memiliki banyak sekali wanita yang dijadikan istri, tapi istri yang dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan catatan sejarah hanya terdiri dari empat orang: Sanjō no kata, Suwagoryōnin, Nezugoryōnin dan Aburakawa fujin.  
    Para pengikut Takeda Shingen memiliki keahlian bertempur yang tinggi. Para ksatria pengikut Shingen dikenal sebagai "Dua Puluh Empat Ksatria Takeda," walaupun sering dikatakan berjumlah 25 orang. Kisah 24 orang ksatria pengikut Shingen mulai dikenal pada zaman Edo berkat lukisan Ukiyo-e yang menggambarkan para ksatria pengikut Shingen, dan seni bercerita diiringi musik (Jōruri). Nama-nama ksatria yang dipilih sebagai "Dua Puluh Empat Ksatria Takeda" juga tidak berasal dari zaman yang sama. Kriteria pemilihan 24 ksatria yang menjadi pengikut Shingen kemungkinan besar didasarkan pada selera rakyat zaman itu. Nama tokoh yang termasuk masuk ke dalam daftar 24 orang ksatria Takeda juga berbeda-beda bergantung pada rujukan yang dipakai dan jumlahnya sering tidak mencapai 24 orang.
    • Takeda Nobushige
    • Takeda Nobukado
    • Ichijō Nobutatsu
    • Itagaki Nobukata
    • Amari Torayasu
    • Yokota Takatoshi
    • Obu Toramasa
    • Hara Toratane
    • Obata Toramori
    • Obata Masamori
    • Yamamoto Kansuke
    • Tada Mitsuyori
    • Yamagata Masakage
    • Baba Nobuharu
    • Naitō Masatoyo
    • Kōsaka Nasanobu
    • Sanada Yukitaka
    • Sanada Nobutsuna
    • Anayama Nobukimi
    • Oyamada Nobushige
    • Akiyama Nobutomo
    • Hara Masatane
    • Saegusa Moritomo
    • Tsuchiya Masatsugu


    12
    12. Sasuke Sarutobi
    Sarutobi Sasuke ( Sarutobi Sasuke) Adalah seorang ninja fiksi yang muncul dalam kodan narasi seni dan tulisan fiksi. Julukan umumnya diyakini telah mengarang dari Meiji dengan periode Taisho. Beberapa berpendapat dia didasarkan pada tokoh hidup nyata, seperti Kozuki Sasuke ( Kozuki Sasuke). Sarutobi , yang berarti " monyet melompat ", ditulis dengan dua huruf kanji , saru () adalah karakter untuk " monyet " , dan Tobi () adalah karakter untuk " melompat" . Dia dikenal karena monyet-seperti kelincahan dan kecepatan , terutama di pohon . Banyak penggambaran menggambarkan dia sebagai telah yatim piatu dan dibesarkan oleh sekelompok monyet , sehingga menimbulkan kemampuan seperti monyet.
    Sasuke umumnya terdaftar sebagai anggota / pemimpin Sanada Braves Sepuluh , sebuah kelompok fiksi dari sepuluh Ninja yang konon membantu panglima perang Sanada Yukimura di pertempuran Istana Osaka selama tahap akhir perang sipil Jepang , dan dia adalah jauh terbaik dikenal dan paling populer di antara mereka . Ketika tampil bersama Kirigakure Saizo , salah satu dari sesama Sepuluh Braves , ia sering demikian kontras dengan sahabatnya / rival , yang biasanya memiliki , atau setidaknya rapi , penampilan dan sihir seperti kemampuan elegan . Sasuke umumnya dikatakan seorang ninja Koga , sedangkan Saizo adalah seorang ninja Iga . Dengan demikian , ketika dua tampil bersama, mereka hampir selalu digambarkan sebagai musuh bebuyutan dan kemudian, setelah direkrut untuk penyebab Sanada , teman-teman terbaik. ( . Persaingan ini sejajar dengan persaingan Iga - Koga dan persaingan Hattori - Fūma dalam fiksi Ninja ) Dikatakan dia jatuh dalam pertempuran melawan pasukan Tokugawa Ieyasu selama Pengepungan Osaka pada musim panas 1615 , tetapi ada ada catatan sejarah ini .dalam versi lain , Sasuke menyusup kubu Tokugawa Ieyasu selama 1615 dan , setelah tertangkap kakinya dalam perangkap beruang sementara melarikan diri musuh , memotongnya di pergelangan kaki untuk melarikan diri dan kemudian mengambil hidupnya sendiri agak daripada ditangkap .




    13. Kenshin Uesugi

    Uesugi Kenshin (上杉 謙信) (18 Februari 1530 atau 21 Januari tahun ke-3 era Kyōroku - 19 April 1578 atau 13 Maret tahun ke-6 era Tenshō) adalah daimyo zaman Sengoku dari provinsi Echigo.
    Uesugi Kenshin menggunakan beberapa nama sepanjang hidupnya. Nama aslinya adalah Nagao Kagetora. Nama resmi sewaktu masih menggunakan nama keluarga Nagao adalah Taira no Kagetora, dan nama resmi yang dipakai sewaktu menggunakan nama keluarga Uesugi adalah Fujiwara no Masatora, sedangkan Fujiwara no Terutora adalah nama resmi yang dipakai sebelum menggunakan nama Uesugi Kenshin.
    Lahir dari klan Nagao yang secara turun temurun menjabat shugo di provinsi Echigo. Kenshin menerima marga Uesugi dari ayah angkatnya yang bernama Uesugi Norimasa dan mewariskan jabatan Kantō kanrei (penguasa wilayah Kanto). Pada masa pemerintahannya, Echigo mengalami masa perang dan masa damai yang berulang-ulang akibat pertikaian berkelanjutan Uesugi Kenshin dengan Takeda Shingen dan Hōjō Ujiyasu.
    Uesugi Kenshin dijuluki sebagai Harimau dari Echigo atau Naga dari Echigo karena keahliannya dalam seni berperang. Kenshin sendiri menyebut dirinya perwujudan dewa perang Bishamonten. Takeda Shingen yang mempunyai julukan Harimau dari Kai merupakan musuh besarnya. Di dalam pemerintahan Keshogunan Moromachi, Uesugi Kenshin merupakan pejabat Kantō kanrei yang terakhir.
    Lahir tanggal 21 Januari tahun ke-3 era Kyōroku (1530) di Istana Kasugayama dari ayah bernama Nagao Tamekage yang menjabat shugodaiprovinsi Echigo. Setelah sang ayah wafat karena sakit pada tahun 1536 dan jabatan katoku (kepala keluarga) diteruskan oleh kakak Kenshin yang bernama Nagao Harukage, Kenshin terpaksa mondok di kuil Risenji untuk belajar agama Buddha di bawah bimbingan pendeta Tenshitsu Kōiku.
    Di sekitar tahun 1543 setelah diresmikan menjadi orang dewasa, Kenshin menyebut dirinya sebagai Nagao Kagetora dan menjadi penguasa Istana Tochio. Sementara itu, perang saudara terjadi di Echigo akibat kontroversi pengangkatan anak dari Date Tanemune oleh pejabat shugoyang bernama Uesugi Sadazane. Nagao Kagetora yang baru saja diresmikan sebagai orang dewasa terpaksa tampil untuk pertama kali dalam pertempuran karena sang kakak (Nagao Harukage) sakit-sakitan dan tidak dapat menumpas pemberontakan yang didalangi kalangan bangsawan di Echigo.
    Pada tahun 1564, penguasa Istana Kurotaki yang bernama Kuroda Hidetada memimpin pemberontakan melawan klan Nagao. Kagetora menerima perintah dari Uesugi Sadazane untuk memimpin pasukan sebagai pengganti sang kakak Nagao Harukage. Pasukan Nagao yang dipimpin oleh Kagetora akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Kuroda.
    Pada tahun 1548 berkat jasa Uesugi Sadazane sebagai penengah, Nagao Harukage mengundurkan diri setelah menyerahkan jabatan kepala keluarga (katoku) kepada Nagao Kagetora yang saat itu berusia 19 tahun. Kagetora kemudian memasuki Istana Kasugayama dan menjabat shugodai provinsi Echigo. Dua tahun kemudian pada tahun 1550, Sadazane wafat dengan tidak dikaruniai keturunan sehingga Kagetora berhasil menjadi penguasa provinsi Echigo.
    Pada tahun 1550, Nagao Masakage mengajak para pengikutnya melakukan pemberontakan karena tidak puas Nagao Kagetora berhasil menjabat kepala keluarga klan Nagao. Pemberontakan ini bisa diredakan Kagetora pada tahun berikutnya. Sementara itu, Uesugi Norimasa pejabat Kantō kanrei (penguasa wilayah Kanto) yang berkedudukan di Kōzuke (Istana Hirai) diserang klan Gohōjō dari Odawara. Norimasa meminta pertolongan pasukan Kagetora untuk menghadapi pasukan klan Gohōjō. Kagetora langsung menanggapi permintaan bantuan Norimasa karena klan Hōjō memang selalu mengincar Echigo. Keberadaan Kōzuke juga penting sebagai wilayah penyangga bagi Echigo. Pasukan Kagetora berhasil menaklukkan pasukan Hōjō dan Norimasa kemudian bisa kembali ke Istana Hirai.
    Pada tahun 1553, Kagetora bertugas ke Kyoto untuk Kaisar Gonara dan Ashikaga Yoshiteru yang merupakan shogun ke-13 dari Keshogunan Muromachi. Pada tahun yang sama, Murakami Yoshikiyo dan pengikutnya dari provinsi Shinano diserang oleh Takeda Harunobu (Takeda Shingen) dari provinsi Kai. Provinsi Shinano berhasil direbut oleh pasukan Takeda, sehingga Murakami Yoshikiyo dan pengikutnya datang meminta pertolongan Kagetora untuk merebut kembali Shinano. Kagetora menanggapi permintaan bantuan Yoshikiyo dan pasukan Uesugi dikerahkan untuk menghadapi pasukan Takeda. Pasukan Uesugi berhadap-hadapan dengan pasukan Takeda di tempat yang bernama Kawanakajima (sekarang berada di sebelah selatan luar kota Nagano,Prefektur Nagano). Pertempuran yang pertama kali antara pasukan Uesugi dan pasukan Takeda terjadi Kawanakajima pada tahun 1553. Pertempuran antara pasukan Takeda dengan pasukan Uesugi terkenal sebagai Pertempuran Kawanakajima yang pecah secara berulang-ulang hingga 5 kali pada tahun 1553, 1555, 1557, 1561 dan 1564.
    Pada tahun 1554, pengikut Kagetora bernama Kitajō Takahiro memimpin pemberontakan bekerja sama dengan Takeda Shingen. Kagetora turun sebagai pemimpin pasukan dan berhasil menumpas pemberontakan pada tahun 1555. Pada tahun yang sama juga pecah Pertempuran Kawanakajima tahap kedua tanpa ada pihak yang kalah atau menang. Perdamaian bisa dicapai berkat jasa Imagawa Yoshimoto dari provinsi Suruga sebagai penengah dan pasukan kedua belah pihak ditarik mundur.
    Pada tahun 1556, Kagetora secara tiba-tiba menyatakan niatnya untuk menjadi biksu di Gunung Hiei, melepas jabatan katoku dan mengundurkan diri sebagai penguasa Echigo. Kagetora sudah lelah secara fisik dan mental berperang menghadapi Takeda Shingen serta mengatasi pemberontakan yang dipimpin oleh pengikutnya sendiri Nagao Masakage, Kitajō Takahiro, dan Ōkuma Tomohide. Kagetora akhirnya membatalkan niat untuk menjadi biksu setelah berhasil dibujuk oleh pendeta Tenshitsu Kōiku dan Nagao Masakage.
    Pada tahun 1559, Kagetora kembali bertugas di Kyoto untuk Ōgimachi dan shogun Ashikaga Yoshiteru. Kagetora menerima jabatan setingkat Kanrei dari shogun Yoshiteru. Pada tahun 1561, Kagetora memimpin pasukan berjumlah 10.000 prajurit untuk membantu pejabat Kantō Kanrei Uesugi Narimasa karena Istana Odawara lagi-lagi berhasil direbut oleh pasukan Hōjō Ieyasu. Pasukan Uesugi ternyata tidak juga berhasil untuk merebut kembali Istana Odawara. Setelah bertempur selama 1 bulan, pasukan yang dipimpin Kagetora terpaksa mundur ke Kamakura. Atas permintaan Uesugi Norimasa, Kagetora yang saat itu sedang berada di kuil Tsurugaoka Hachimangū (Kamakura) menerima jabatan katoku atas klan Yamauchi Uesugi dan mewarisi jabatanKantō Kanrei. Sejak saat itu, Uesugi Kagetora dikenal dengan nama Uesugi Masatora.
    Klan Nagao yang berasal dari keturunan klan Taira merupakan pengikut (kashin) dari klan Uesugi yang berasal dari keturunan klan Fujiwara. Ada pendapat yang mengatakan Nagao Kagetora yang berasal dari garis keturunan kashin dapat mewarisi nama keluarga Uesugi karena klan Nagao dan klan Uesugi masih terpaut hubungan darah. Penawaran anak angkat dari klan Satake ditolak oleh Norimasa, karena anak angkat dari klan Nagao lebih diharapkan oleh klan Uesugi. Dari garis keturunan pihak ayah Nagao Kagetora, klan Nagao masih mempunyai hubungan darah dengan klan Uesugi karena anak laki-laki klan Uesugi juga pernah menjadi anak angkat di klan Nagao.
    Uesugi Kenshin senang memakai baju merah menyala yang hanya dipakai wanita. Selain itu, sebab kematian Uesugi Kenshin adalah penyakit kandungan. Dalam surat yang ditulis Kenshin kepada Ratu Spanyol, Kenshin juga menyebut dirinya sebagai "Bibi dari Kagekatsu", sehingga banyak orang yang berspekulasi bahwa Uesugi Kenshin adalah seorang wanita.

    20 Response to "Cerita Karakter Game Sengoku Basara 2 Heroes dalam cerita Jepang"

    1. Riri says:

      thanks gan.. sejarahnya kerenlah! jadi kebayang..

      Xnvrs says:

      Keren jagoan saya date massamune semuanya hampir keturunan dari keluarga date date sama sanada sahabatan tuh

      Unknown says:

      anjir gak ada karakter faforit gua

      Unknown says:
      This comment has been removed by the author.
      Unknown says:

      Kurang lengkap,, gk ada ending nya gk ada hero favorite ku

      Yg paling berperngaruh di zaman sengoku itu tokugawa ieyasu... tpi kok postingannya ga ada min?? Hihihi

      Yg paling berperngaruh di zaman sengoku itu tokugawa ieyasu... tpi kok postingannya ga ada min?? Hihihi

      Unknown says:

      Gak ada mori motonari!!!

      Hebat, ada hero favorit gue yaitu date masamune

      Unknown says:

      Motochika ko ga da

      Unknown says:

      Siapa yg hero kesukaan nya sarutobi sasuke

      Anggito says:

      Mantap gan tapi urang gan ninja yg cewek, trs org yg suka bagi bagi duit, org yang pake pedang 2 kaya lapu lapu(Mobile legend) yg biasanya ngelempar batu,trs suami istri yg istrinya bisa manggil babi, dan banyak lg. Tambah lg gan bisr saya tambah wawasan

      Unknown says:

      Mitsunari Ishida mn ya?karakter favorit gw tuh

      Unknown says:

      Maeda keiji mana cok

      Unknown says:

      Mantap ada date masamune

      Unknown says:

      Sanada yukimura dong jagoan gua

      Akechi mitsuhide my best character

      Basara says:

      Sampe² Dante ada monumen nya ya

      Unknown says:

      Anjay

      Robbiii07 says:

      Gw suka pake azai nagamasa dlu krn suka skill terakhir nya, dante myan suka jdi pilihan jg klo g azai, w maen ps2 aja cok Basara

    Post a Comment

    powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme